Pages

Subscribe:

Kamis, 29 Desember 2011

Aku pengen jadi pacar kamu



“Aku pengen jadi pacar kamu, Ly! Kamu gimana?” terus terang seorang cowok di hadapanku.
Aku masih terdiam. Tidak tahu harus ku jawab apa pertanyaan itu. Jujur aku juga tertarik dengannya. Aku tertarik dengan Rangga. Cowok populer di sekolah, cakep, sopan, dan sangat ramah. Tapi entah mengapa hatiku tidak begitu siap untuk memulai sebuah hubungan. Apalagi dengan statusku yang baru putus dengan Galih, cowok pouler juga. Ketua geng  motor sekolahan.
“Emm… aku ga bisa, Ga! Kamu taukan aku baru putus sama Galih! Galihkan juga temen sekelas kamu!” aku mencoba membuat Rangga mengerti. Aku benar-benar tidak tahu dengan pikiran para cowok. Kenapa mereka selalu berkehendak tanpa pikir panjang? Apa jadinya bila aku menerima cinta Rangga, bukannya itu akan membuat keadaan semakin keruh?
Sudah ada lima cowok yang sekelas dengan Rangga pernah menjadi pacarku. Aku tidak mau menambah daftar cowok XI IPA1 yang pernah berhubungan denganku. Sudah cukup!
Sudah cukup banyak cowok SMA Kusuma Bakti yang pernah berpacaran denganku, sampai-sampai aku dijuluki playgirl oleh teman-teman cewekku. Padahal tidak ada niat sedikit pun untuk mempermainkan para cowok itu. Mereka sendiri yang datang padaku. Menyatakan cintanya, memohon agar cinta mereka diterima. Dan sialnya, aku dulu terlalu tidak tega untuk menolak seorang cowok. Sehingga hampir  semua yang menembakku aku terima cintanya.
Tapi sekarang aku harus berubah. Cintraku sudah parah di sekolahan. Para guru pun mulai melirikku karena sering gonta-ganti gendengan. Padahal di kelas aku tipe cewek yang diam, dan selalu patuh.
Aku benar-benar bingung dengan para cowok yang suka padaku itu. Mengapa mereka harus suka padaku? Padahal dari segi penampilan aku biasa-biasa saja. Dandan cuma seperlunya. Aku juga bukan anak orang kaya’ yang bisa tampil glamor ke sekolah, yang bisa pamer barang-barang bagus seperti Ellen. Ellen cewek terkaya di sekolahan, ke sekolah bermobil, parasnya juga bersih mulus. Kenapa tidak dia saja yang dipuja para cowo itu?
“Aku ngerti, Ly! Tapi aku tetap tidak bisa membohongi perasaanku!” suara Rangga mengagetkan aku dari lamunan.
“Aku juga tidak bisa berbohong pada diriku sendiri Ga! Aku benar-benar tidak ingin berpacaran dengan siapa pun saat ini! Aku ingin menikmati kesendirianku, Ga! Ku mohon jangan membuat aku terlihat lemah, dengan kamu yang terus memaksaku!”
“Aku sama sekali tidak berniat memaksamu, Ly! Tapi…”
“Cukup ga! Bila kau melanjutkan kata-katamu itu hanya akan membuatku semakin lemah! Jangan tatap aku seperti itu ga! Ku mohon!” aku mengalihkan pandanganku dari Rangga. Aku sungguh tidak kuat menatap matanya yang penuh dengan binaran cinta itu.
“Tataplah aku, Ly!” Rangga meraih tanganku sedang pandanganku masih berpaling darinya.
“Jangan berusaha membunuh perasaan yang sudah ada di hatimu, Emely! Rasakan…! Rasakan betapa indahnya perasaan itu. Bergetar di sela hatimu. Biarkan dia tumbuh, jangan bunuh dia!” aku menutup mataku. Terbuai dengan kata-kata Rangga. Aku mulai menyelami perasaan di dadaku. Ah, perasaan itu lagi! Sudah berapa kali aku merasakan yang sepert ini? Aku merasa selalu jatuh cinta saat ada cowok yang melakukan ini padaku. Benarkah semudah ini aku jatuh cinta? Ah, masalah besar!
“Tidak, Ga!” aku menampik gengggaman tangan Rangga dan menjauh darinya.
“Tapi, kenapa Emely? Kau juga suka padaku, aku tahu itu! Tapi kenapa kau harus mengelak dari perasaan itu?” sergah Rangga.
“Kau tidak mengerti Ga! Sulit aku menjelaskannya. Tentang perasaan ini! Yang memang harus aku bunuh saat ini! Aku belum siap Ga, aku belum siap buat cinta!” jelasku.
“Tapi, masihkah ada kesempatan itu?” Rangga tidak menyerah.
“Aku tidak janji!” celetukku singkat.
Rangga menarik dalam nafasnya, “ya udah terserah! Tapi yang jelas aku bakalan buktiin kalau memang aku bener-bener sayang kamu!” cowok ini benar-benar keras kepala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar